Minggu, 22 Juli 2007

Memaknai Kata 'Melestarikan Budaya'


Orang seringkali tidak menyadari bahwa ia telah dipengaruhi orang lain hanya dengan sepatah-dua patah kata. Inilah kesaktian bahasa. Sebagai contoh pemerintah di zaman orde baru sering malakukan hal ini. Mengganti istilah 'menaikkan harga' dengan 'penyesuaian harga' untuk meminimalisasi protes. Memakai istilah menyetabilkan keamanan nasional dalam berbagai aktivitas pemberantasan kaum separatis bahkan jug untuk kelompok-kelompok yang tidak pro kepada kebijakan pemerintah. Memopulerkan istilah 'pahlawan tanpa tanda jasa' untuk menyebut guru dengan tujuan untuk membungkam guru agar tidak protes terhadap rendahnya gaji mereka (masa' pahlawan minta gaji? kan bukan pahlawan namanya) dan masih banyak lagi.

Sekarang saya akan sedikit membahas tentang frase 'melestarikan budaya'. Kebanyakan orang secara tidak sadar ketika mendengar kelompok yang mendukung pelestarian budaya akan menganggap kelompok itu benar karena pelestarian budaya itu benar. hal ini sempat muncul terakhir ketika marak aksi anti RUU APP. Mereka mengatakan RUU APP tidak sesuai dengan budaya Indonesia. Tunggu dulu. Apakah semua budaya itu baik? Apakah kelestarian budaya lebih penting dari masa depan bangsa Indonesia?

Sebagaimana kita ketahui banyak sekali budaya bangsa Indonesia yang mulai ditingalkan karena tidak dianggab baik misalnya budaya patriarki. Nah sekarang, apakah budaya yang berbau pornografi itu baik untuk masa depan bangsa?

Mulai sekarang kita harus berfikir lebih dalam setiap kali mendengar sebuah istilah jangan sampai sebuah istilah itu mempengaruhi kita. Kita memang harus melestarikan budaya tapi yang baik-baik saja kalau perlu istilah melestarikan budaya diganti dengan 'melestaraikan kebaikan'.

2 komentar:

Nailul mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
Anonim mengatakan...

assalammualaikum

seperti yang antum kutip di awal artikel ini soal terpengaruh oleh istilah, apa tujuan artikel ini juga mempengaruhi orang? hehehehehe

anyway.. saya setuju supaya kita membiasakan diri untuk lebih "to the point" dan tidak terlalu "general" dalam mengungkapkan sesuatu untuk mengurangi kemungkinan salah persepsi

wassalam